Fabel GAGAK Buruk Rupa dan KUPU-KUPU

Fabel Gagak Buruk Rupa dan Kupu-kupu - Disebuah hutan.. tinggalah seekor gagak yang suka menyendiri. Gagak itu sebenarnya cukup ramah dan baik hati, namun banyak hewan-hewan yang menjauhi dan mengucilkanya hanya karena gagak itu buruk rupa. Bulunya hitam legam, suaranya parau, sehingga tidak ada yang menyukainya. Namun meski begitu.. gagak itu tetap sabar dan tidak membenci siapapun. Dia bahkan sering menolong mereka yang sedang kesusahan.

Seperti hari-hari biasa, gagak mengelilingi hutan untuk mencari makan. Setiap dia bertemu dengan gewan lain, dia selalu menyapa mereka dengan ramah. Namun para hewan yang dia sapa mengacuhkanya tanpa mau membalas salamnya. Namun hal tersebut tidak membuat si gagak sedih. Dia hanya berusaha hidup sebaik mungkin, dan berbuat baik sebanyak mungkin. Meski kadang dia juga bersedih karena selalu di kucilkan.




Setelah lelah berputar-putar mencari makan, gagak buruk rupa itu memutuskan untuk istirahat. Dia hinggap disebuah pohon yang cukup rindang. Namun ketika dia tengah asik bertengger, dia mendengar ada suara minta tolong. Dengan cepat dia terbang mencari suara itu. Terlihat ada seekor kupu-kupu yang terjatuh di dalam kolam. Dan karena sayapnya basah, kupu-kupu itu tidak bisa terbang menyelamatkan diri.


Dengan cekatan si gagak menyembar kupu-kupu itu dengan paruhnya. Dan membawa kupu-kupu malang itu ke tempat yang aman.
"Terimakasih gagak.. jika tidak ada kamu, tentu nasib ku bisa celaka". Kata kupu-kupu.
"Ah sudahlah.. tak usah kau fikirkan. Bukankah saling menolong adalah kewajiban kita sesama makhluk hidup". Jawab gagak.
"Ya.. memang benar apa kata mu. Tapi tidak semua memiliki pemikiran yang sama dengan mu. Kamu adalah hewan yang baik gagak. Pasti banyak yang menyukai mu..". Kata kupu-kupu.

Mendengar perkataan kupu-kupu, wajah gagak menjadi murung. Dia terlihat sangat bersedih. Melihat hal itu, kupu-kupu menjadi heran. Mengapa tiba-tiba gagak bersedih seperti itu.
"Kenapa gagak? Kenapa kau tiba-tiba bersedih? Apa ada kata-kata ku yang menyinggung mu?". Tanya kupu-kupu.
"Ah.. tidak. Bukan karena itu. Jika kau kira banyak yang menyukai ku.. maka kau salah. Aku selalu dikucilkan dan dijauhi. Semua karena aku adalah gagaj yang buruk rupa. Bulu ku hitam legam, suara ku parau. Berbeda dengan diri mu yang memiliki sayap indah. Banyak yang suka pada mu. Kadang aku juga merasa iri..". Jelas gagak.

"Hahahaha.. kau iri pada ku? Apa kau tidak salah?". Tanya kupu-kupu.
"Salah? Apa maksut mu?". Gagak tidak mengerti.
"Sebelum aku jadi kupu-kupu.. wujud ku lebih buruk dari mu. Dulu aku adalah ulat bulu yabg buruk rupa, perusak, dan cukup rakus. Tidak ada yang menyukai ku. Namun seiring waktu.. aku mulai menahan diri dari nafsu makan ku.. berpuasa membungkus diri dalam kepompong, hingga akhirnya aku dikaruniai sayap yang cukup indah. Dengan sayap ini.. aku bisa menebus kesalahan ku yang dulu. Aku bisa membantu bunga-bunga yang dahulu ku makan daunya untuk penyerbukan. Namun aku juga tahu.. waktu hidup ku tidaklah panjang. Maka dengan waktu hidup ku yang singkat.. aku ingin melakukan sebaik yang aku bisa hingga nafas terakhir. Hanya aku yang tahu keadaan ku.. sedangkan para hewan hanya menilai ku dari keindahan ku.. tanpa sadar keindahan ini juga harus aku bayar dengab umur ku.. Tapi selama aku bisa memberi manfa'at pada yang lain.. aku tak mengapa". Jawab kupu-kupu dengan senyum.

Si gagak terkejut mendengar jawaban kupu-kupu. Kini dia sadar.. hewan seperti kupu-kupu memiliki banyak masalah yang lebih besar darinya. Namun kupu-kupu tidak mengeluh meski dia tahu bahwa umurnya tidak lagi lama. Dia tidakmemperdulikan pujian atau hinaan, yang dia tuju hanya berbuat baik sebanyak yang dia mampu sebelum ajalnya tiba. Si gagak kini sadar, dia tidak boleh kalah dengan kupu-kupu. Dia di beri waktu yang lebih panjang dari kupu-kupu, maka dia harus mampu melakukan kebaikan lebih banyak lagi. Dan dia tak harus mendengarkan atau memperdulikan gunjingan orang lain. Karena yang paling tahu keadaan kita, adalah diri kita sendiri.

Si gagak tersenyum lebar. Kini seakan semua beban di hatinya telah sirna. Percakapan singkat dengan kupu-kupu yang ditolongnya, membuat cara fikirnya lebih terbuka. Kini dia sadar.. hidup itu bukan tentang apa yang katakan orang lain tentang kita, namun manfa'at apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain.

Story by: Muhammad Rifai

Hikmah: Dalam hidup, setiap dari kita memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun ada satu hal yang tidak bisa sirna di makan waktu.. yaitu.. kelebihan hati yang ikhlas untuk membantu sesama.

Comments