Fabel GAGAK yang CERDAS

Fabel Gagak yang Cerdas - Di sebuah pinggiran hutan belantara yang lebat, tinggalah sekelompok burung gagak. Mereka dipimpin oleh seekor burung gagak yang sudah tua. Tapi karena sang tetua gagak sudah berusia udzur, dia berniat mencari penerus untuk mengganti kepemimpinanya. Lalu pada suatu hari, sang tetua gagak mengumpullan para gagak dan mengumumkan maksut dari tujuanya.

"Wahai rakyat ku, kalian tahu usia ku sudah cukup tua. Sehingga aku tak sekuat dulu untuk bisa memimpin dan menjaga kalian. Oleh karena itu, aku berniat mencari penerus yang akan menduduki kursi kepemimpinan ini." Kata tetua gagak membuka percakapan.
Para gagak yang mendengar itu langsung gaduh. Sebagian ada yang bersedih dan menyayangkan keputusan tetua yang baik dan bijak itu, tapi banyak gagak yang haus kekuasaan yang merasa senang dengan keputusan itu. Fikir mereka, ini waktunya bagi mereka untuk mendapat kedudukan yang tinggi.

Namun sebagai tetua, tetua gagak tahu watak dan sifat para gagak yang dipimpinya. Hingga dia juga mengawasi mana gagak yang baik dan layak, serta mana gagak yang hanya mementingkan diri sendiri. Sehingga dia hanya memilih 5 gagak yang dijadikan kandidat calon pemimpin. Namun tetua berusaha bersikap adil, sehingga dia memutuskan untuk membuat sebuah sayembara. Siapa yang bisa menyelesaikan sayembaa itu.. maka dia layak menjadi pemimpin. Para gagak menjadi penasaran, kira-kira sayembara apa yang diberikan oleh tetua mereka.

"Kalian semua pasti tahu.. bahwa elang yang perkasa adalah burung paling kuat di kawasan ini. Dia mampu menangkap apapun dengan mudah. Ikan, ular, bahkan domba yang ukuranya lebih besar dari dirinya. Nah.. aku akan melakukan sayembara.. siapa yang mampu menangkap domba dan membawanya kemari, maka dia akan aku angkat menjadi ketua." Kata tetua gagak.
Para kandidat yang haus dengan kekuasaan tidak berfikir panjang.. mereka langsung terbang saling mendahului agar menjadi yang pertama menangkap dan membawa domba ke hadapan tetua. Namun anehnya, ada satu gagak yang malah hanya diam di tempat. Dia tidak melakukan apapun, dia hanya diam seolah menunggu sesuatu.

"Kenapa kau tidak buru-buru terbang untuk ikut menangkap domba seperti kawan-kawan mu? "Tanya tetua gagak penasaran.
"Ma'af tetua.. hamba ikut seleksi ini bukan karena hamba ingin jadi tetua menggantikan baginda. Namun karena hamba menghormati tetua yang telah memilih hamba untuk ikut serta." Kata gagak itu.
"Lalu kenapa kau hanya diam? Kenapa tidak menangkap domba seperti kawan-kawan mu?". Tanya tetua semakin penasaran.
"Ma'af tetua.. bukannya hamba tidak ingin. Tapi hamba tidak akan berusaha melalukan hal yang sudah jelas sia-sia". Jawab gagak itu.
"Maksut mu sia-sia itu bagaimana?". Tanya tetua lagi.

Gagak itu menghela nafas panjang.. lalu dia kembali berkata..
"Begini tetua.. hamba tahu itu adalah sayembara yang menjadi syarat agar salah satu dari kamk bisa menjadi tetua. Namun hamba sadar akan satu hal.. tetua memerintah kami untuk melakukan hal yang di luar batas kemampuan kami. Kami ini hanya gagak.. sedangkan tetua bercerita tentang kekuatan sang elang. Mungkin elang memang mampu mengangkat domba karena tibuhnya besar, sayapnya kuat, cengkeramanya cukup erat. Sedangkan kami ini hanya gagak. Tubuh kami kecil, kekuatan kami tak seberapa. Bagaimana bisa kami mengangkat domba? Sekali lagi ma'af atas kelancangan hamba tetua. Ini hanya sekedar pendapat hamba. Jika sekiranya salah, hamba bersedia di hukum". Kata gagak itu merendah.

Namun ternyata tetua tidak marah. Dia malah tersenyum mendengar penjelasan itu. Sepertinya.. tetua telah menemukan apa yang dia cari.
"Bagus.. bagus.. mulai hari ini.. kau akan memimpin kelompok ini menggantikan aku". Kata tetua.
Mendengar itu, kontan saja semua gagak kaget. Tak terkecuali si gagal tadi. Fikir mereka, apakah tetua mereka sedang bergurau. Kan sayembaranya belum selesai. Bahkn di antara gagak yang berangkat menangkap domba, belum ada satupun yang kembali. Melihat para gagak yang gaduh, tetua berusaha menenangkan mereka.

"Sudah.. sudah semua diam.. Akan aku jelaskan satu hal pada kalian. Aku membuat sayembara ini, hanya untuk mengetea layak dan tidaknya salah satu dari kalian menjadi pemimpin. Seorang pemimpin adalah kepala dari sebuah kelompok. Dimana kelangsungan hidup kelompok tergantung pada pemimpin. Oleh karena itu.. untuk menjadi seorang pemimpin.. kekuatan bukan patokan. Melainkan kebkjaksanaan dan kecerdasan berfikir dalam menyelesaikan masalah. Dia aku angkat menjadi ketua, karena dia memiliki semua itu. Dia layak memimpin kalian.. karena dia satu-satunya gagak yang mampu mendahulukan logika di atas ambisi dan keserakahan yang bisa membuat fikiran keruh sehingga tidak bisa berfikir jernih. Mampu dan tidaknya kita melakukan sesuatu.. seharusnya kita lebih tahu batas kemampuan kita.. maka mulai sekarang, dia adalah pemimpin kita". Jelas tetua gagak.

Mendengar penjelasan itu, para gagak akhirnya faham. Bahwa seorang tetua tidak cukup hanya dengan kekuatan. Namun kecerdasan dan kebijaksanaan adalah satu-satunya hal yang cukup penting dalam memimpin. Akhirnya mulai hari itu, gagak tersebut resmi menjadi tetua. Dan empat hari kemudian, para gagak yang pergi menangkap domba kembali dengan kegagalan. Karena pada faktanya, itu memang tugas yang mustahil.


Sory by: Muhammad Rifa'i

Comments